Bentuk Bisnis E-Commerce di Indonesia: 5 Model yang Paling Umum

by

Jonathan

26/08/2025

Bentuk Bisnis E-Commerce di Indonesia: 5 Model yang Paling Umum

Mengapa E-Commerce Berkembang Pesat di Indonesia?

Perkembangan internet dan smartphone di Indonesia membuat transaksi online semakin digemari. Mulai dari belanja kebutuhan sehari-hari, memesan tiket perjalanan, hingga membeli produk digital, semua bisa dilakukan lewat e-commerce.

Namun, tahukah kamu kalau e-commerce di Indonesia hadir dalam berbagai bentuk? Setiap model punya cara kerja, peluang, dan strategi yang berbeda.

Yuk, kita bahas 5 model e-commerce paling umum di Indonesia supaya kamu bisa menentukan jalur bisnis online yang paling cocok.

1. Classified / Daftar Iklan Baris

Ini adalah bentuk e-commerce paling sederhana. Platform hanya berfungsi sebagai penghubung antara penjual dan pembeli.

Transaksi biasanya dilakukan secara langsung tanpa peran aktif dari penyedia platform.

Cara kerja:

  • Penjual memasang iklan produk/jasa di platform.
  • Pembeli menghubungi penjual langsung.
  • Transaksi dilakukan lewat COD (cash on delivery) atau metode mandiri lainnya.

Contoh: OLX, Kaskus Forum Jual Beli.

Kelebihan:

  • Mudah digunakan, cocok untuk pemula.
  • Biaya pemasangan iklan relatif murah bahkan gratis.

Kekurangan:

  • Tingkat keamanan rendah (rawan penipuan).
  • Platform tidak memfasilitasi pembayaran.

Tips sukses:

  • Sertakan foto asli, detail produk, dan nomor kontak aktif.
  • Pilih lokasi COD yang aman dan ramai.

2. Marketplace C2C (Customer-to-Customer)

Marketplace C2C mirip dengan classified, tapi lebih modern. Bedanya, marketplace menyediakan fitur escrow atau rekening bersama untuk menjamin keamanan transaksi.

Cara kerja:

  • Pembeli membayar lewat rekening pihak ketiga.
  • Penjual mengirim produk.
  • Uang baru diteruskan ke penjual setelah pembeli konfirmasi barang diterima.

Contoh: Tokopedia, Shopee, Bukalapak.

Kelebihan:

  • Keamanan transaksi lebih tinggi.
  • Banyak fitur pendukung: ongkir otomatis, promosi, rating, hingga iklan.

Kekurangan:

  • Persaingan harga sangat ketat.
  • Penjual kena biaya administrasi/komisi.

Tips sukses:

  • Gunakan judul produk yang SEO-friendly.
  • Perbanyak ulasan positif untuk meningkatkan kepercayaan.
Baca Juga:  10 Ide Bisnis Online Menjanjikan yang Bisa Anda Coba

3. Shopping Mall (E-Commerce Brand Ternama)

Shopping Mall (E-Commerce Brand Ternama)

Model ini mirip marketplace, tetapi hanya menerima brand besar atau seller yang terverifikasi. Platform berfungsi sebagai mall digital yang menampung berbagai toko resmi.

Cara kerja:

  • Brand yang ingin bergabung harus melewati proses seleksi/verifikasi.
  • Platform mengambil keuntungan dari komisi penjualan.

Contoh: LazMall (Lazada Mall), ShopeeMall, Blibli Mall.

Kelebihan:

  • Kepercayaan konsumen lebih tinggi.
  • Produk lebih terjamin keaslian dan kualitasnya.

Kekurangan:

  • Syarat bergabung ketat.
  • Hanya cocok untuk brand besar atau distributor resmi.

Tips sukses:

  • Jaga kualitas produk dan layanan pelanggan.
  • Pastikan stok selalu tersedia agar tidak mengecewakan pembeli.

4. Toko Online B2C (Business-to-Consumer)

Ini adalah toko online mandiri di mana pemilik usaha menjual produk langsung ke konsumen melalui website sendiri. Model ini sering disebut Direct-to-Consumer (D2C).

Cara kerja:

  • Pemilik usaha membuat website dengan domain sendiri.
  • Produk ditampilkan di etalase digital.
  • Pembayaran dan pengiriman diatur langsung oleh pemilik toko.

Contoh: Berrybenka, Hijup, Erigo Store.

Kelebihan:

  • Keuntungan penuh karena tanpa komisi marketplace.
  • Punya kendali penuh atas branding dan data pelanggan.

Kekurangan:

  • Butuh modal lebih besar untuk website, hosting, dan promosi.
  • Perlu kerja ekstra untuk mendatangkan traffic.

Tips sukses:

  • Optimalkan SEO dan social media ads untuk menarik pengunjung.
  • Tambahkan fitur payment gateway dan customer support online.

5. Toko Online di Media Sosial

Bentuk e-commerce ini adalah yang paling populer di kalangan pemula karena mudah, murah, dan fleksibel. Penjual memanfaatkan platform media sosial untuk memasarkan produk langsung ke audiens.

Cara kerja:

  • Produk dipromosikan lewat foto, video, atau live streaming.
  • Transaksi dilakukan lewat DM, WhatsApp, atau fitur checkout di platform.

Contoh: Instagram Shop, Facebook Marketplace, TikTok Shop, WhatsApp Business.

Baca Juga:  Mengapa Pengembangan Bakat Penting dalam Bisnis

Kelebihan:

  • Biaya rendah, mudah dijalankan siapa saja.
  • Jangkauan luas berkat algoritma media sosial.
  • Cocok untuk produk visual seperti fashion, F&B, atau beauty.

Kekurangan:

  • Tergantung algoritma dan tren sosial media.
  • Risiko akun dibatasi atau terkena banned.

Tips sukses:

  • Buat konten kreatif (video pendek, foto estetik, live jualan).
  • Gunakan hashtag relevan dan jaga respon cepat di DM/chat.

Perbandingan 5 Model E-Commerce di Indonesia

ModelPeran PlatformPembayaranTarget PasarContohCocok untuk
ClassifiedPenghubung iklanCOD/transfer langsungPenjual individuOLX, KaskusBarang bekas, preloved
Marketplace C2CFasilitasi transaksiEscrowUMKM, konsumen umumShopee, TokopediaReseller, dropshipper
Shopping MallKurasi brandEscrowBrand besarLazMall, ShopeeMallDistributor resmi
Toko Online B2CMandiri (website sendiri)GatewayKonsumen loyalBerrybenka, ErigoBrand unik/mandiri
Media SosialKanal promosiTransfer/fitur shopKonsumen online aktifIG Shop, TikTok ShopPemula/produk visual

E-commerce di Indonesia hadir dalam berbagai bentuk dengan karakteristik berbeda.

  • Classified & media sosial cocok untuk pemula dengan modal kecil.
  • Marketplace C2C pas untuk UMKM yang ingin cepat berkembang.
  • Shopping Mall ditujukan bagi brand besar.
  • Toko Online B2C ideal untuk yang ingin kendali penuh atas brand dan data pelanggan.

Pilihlah model yang sesuai dengan sumber daya, target pasar, dan strategi bisnis kamu. Dengan begitu, peluang sukses di dunia e-commerce akan semakin besar.